PUSTAKAWAN ENREKANG JADI JUARA SATU DI TINGKAT PROVINSI

 

Pustakawan Enrekang Juara I Lomba Pustakawan Terbaik Sulsel

Pustakawan Dispustaka Enrekang, Irsan 

ENREKANG – Prestasi gemilang berhasil ditorehkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispustaka) Kabupaten Enrekang.

Pustakawan mereka atas nama Irsan, S.IP berhasil meraih juara satu dalam lomba pustakawan berprestasi terbaik tingkat Sulsel 2019.

Dalam lomba tersebut, Irsan berhasil mengalahkan sekitar 30 Pustakawan lainnya dari berbagai kabupaten di Sulsel.

Informasi tersebut diperoleh dari berita acara penetapan juara lomba dari Dispustaka Sulsel nomor 041/762/Dispus Arsip, tertanggal 24 Juni 2019.

Dalam berita acara itu, Pustakawan Dispustaka Enrekang, Irsan memeperoleh total nilai 85,80.

Nilai tersebut merupakan yang tertinggi dari seluruh peserta yang ikut pada lomba itu.

Sementara di posisi kedua adalah Pustakawan dari Universitas dari Patria Artha Makassar, Adipar dengan total nilai 85,50.

Sementara posisi ketiga ada pustakawan asal Universitas Usman Bin Affan UMI Makassar, Nurlinda dengan nilai 85,15.

Hal itupun disambut baik oleh Irsan. Menurutnya keberhasilannya tersebut adalah hasil dari kerja dan karyanya selama ini untuk literasi di Enrekang.

Apalagi ini pertama kalinya Kabupaten Enrekang ikut dan pertama kali juga mendapat juara satu.

“Alhamdulillah bisa raih juara satu, ini tentu akan menambah kapasitas dan semagat bekerja saya, agar dapat terus mengembangkan budaya literasi di masyarakat,” kata Irsan, Rabu (3/7/2019) siang.

Irsan menjelaskan, dalam lomba tersebut memang tergolong berat sebab, ada tiga tahapan tes yang harus dilalui.

Yaitu adalah tes kemampuan dasar di bidang perpustakaan dan literasi, wawancara langsung oleh tim juri termasuk karya yang dihasilkan san persentase langsung di para depan juri.

Dalam tahapan tes wawancara, Irsan, mengaku menjabarkan apa-apa yang telah dikerjakannya selama dua tahun menjadi pustakawan.

Seperti terlibat dalam fasilitator pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial, dimana sudah ada 26 desa yang telah difasilitasi.

Selain itu juga kerap aktif dalam pengembangan diri dengan menulis artikel baik blog, opini dan buku.

“Tapi yang membuat terkesan mungkin karena saya adalah salah satu trainer untuk transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, yang dikembangkan oleh Perpusnas 2018-2019. Saya mendampingi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan dan jadi Master Trainer,” ujarnya.

[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *