Enrekang–Bupati Enrekang, Muslimin Bando menyayangkan limpahan air sungai Saddang yang melintasi wilayah Enrekang, namun sama sekali tidak bisa dimanfaatkan oleh para petani. Sebab sejumlah areal persawahan hanya mengandalkan tadah hujan.
“Petani hanya andalkan sawah tadah hujan, padahal limpahan air sungai kita sangat besar. Kok kita biarkan saja masuk ke wilayah Sidrap dan Pinrang tanpa mau memakainya. Justru air yang lebih dulu melintas di Enrekang, dimanfaatkan dengan baik oleh tetangga kita. Usahakan kirim air janda, atau air yang sudah terpakai,” ujar Muslimin Bando di hadapan Petani Desa Cemba, Kamis (20/7/2017).
Pernyataan Bupati, cukup masuk akal. Petani hanya merasakan satu kali panen dalam setahun. Berbedah jauh dari daerah lumbung padi Sulsel yang bisa panen hingga 3 atau 4 kali setahun. Untuk itu, Muslimin Bando berharap, warga khususnya petani memanfaatkan bendungan mini yang telah dibangun di sejumlah daerah persawahan.
Kepala desa Cemba, Madi Maulana mengaku mengapresiasi usulan Bupati. Bantuan alat pengolah sawah dan pembangunan drainase pengairan siap disalurkan Bupati ke petani. Desa Cemba, merupakan salah satu daerah persawahan yang ada di Enrekang.