Aktifkan Sosialisasi Pencegahan Stunting, Ketua PKK Enrekang Keliling Desa

Enrekang – Sosialisasi pencegahan stunting yang dilakukan Tim PKK Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, di 12 desa yang menjadi target sasaran karena memiliki angka stunting tinggi.

Enrekang-Data Dinkes Enrekang menyebutkan 24 persen atau sebanyak 3.771 balita terdampak stunting dari total 15.405 balita pada tahun 2018. Penderita stunting paling banyak tersebar pada desa yang berada di kecamatan Buntu Batu, Baraka, Malua dan Kecamatan Maiwa. Sementara desa tertinggi balita penderita Stunting berada di Desa Bone-Bone kecamatan Baraka dengan jumlah balita stunting mencapai 50 persen. Tahun 2019 ini terjadi penurunan sebesar 10 persen dari 24 persen tahun sebelumnya atau sebanyak 2.450 balita dari total 17.500 balita

Konvergensi sebagai sebuah pendekatan intervensi yang dilakukan terkoordinir, terpadu dan bersama-sama, merupakan strategi dalam menekan ataupun untuk mempercepat upaya pencegahan stunting di Kabupaten Enrekang Sulawesi-Selatan, dengan target sasaran sesuai wilayah geografis dan rumah tangga prioritas.

Selain Dinas Kesehatan, salah satu Organisasi yang selama ini aktif melakukan sosialisasi adalah tim Penggerak PKK Kabupaten Enrekang yang dipimpin langsung ibu Hj. Johra Muslimin Bando.

“sebanyak 12 desa yang tercatat memiliki angka stunting tinggi, menjadi target sasaran sosialisasi tim PKK Kabupaten Enrekang, Alhamdulillah sudah menampakan hasil, yakni menurunya angka stunting,” kata Ketua TP – PKK Kabupaten Enrekang Hj. Johra MB usai melaksanakan sosialisasi di kecamatan Maiwa Enrekang, Jumat 30/08/2019).

Johra mengatakan, harus ada upaya merubah pola pikir masyarakat dengan menerapkan pola hidup sehat sebagai salah satu intervensi mencegah stunting. Kasus stunting selama ini terdeteksi disebabkan oleh pola hidup yang salah.

Untuk itu Johra mengatakan masyarakat harus memperhatikan beberapa hal seperti Sanitasi Tuntas Berbasia Masyarakat (STBM) yang salah satu pilarnya adalah Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

” Yang harus diperhatikan adalah kebersihan lingkungan dan rumah kita. Karena kalau lingkungan kita tak bersih pasti kita akan sakit. Demikian juga dengan air bersih dan jamban keluarga, semua harus diperhatikan”. Kata Istri  Bupati Enrekang dua periode ini.

Menurutnya tingkat kesadaran dan tingkat pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat memang harus digenjot. Pemerintah telah berusaha memenuhi semua kebutuhan masyarakat dengan standar kesehatan yang terukur. Namun masih banyak masyarakat yang mengabaikan betapa pentingnya memelihara lingkungan dan rumah agar tetap sehat.

” Bayangkan saja jika Pemerintah sudah menyediakan air bersih untuk masyarakat, tapi kolam tempat  penampungan airnya tidak pernah dikuras, akibatnya jentik dan nyamuk bersarang disana, ini jelas sumber penyakit”. tambahnya.

Untuk itu, kepedulian masyarakat akan kesehatan akan mensupport Pemerintah dalam menangani masalah kesehatan keluarga. Salah satu yang jadi perhatian yakni jamban keluarga sebagai ditempat BAB yang benar.

Johra MB mengungkapkan, stunting memang harus dicegah. Dengan segala upaya dan berbagai intervensi yang dilakukan. Namun intinya pola makan dengan menu seimbang adalah salah satu yang harus dijaga. Untuk itu kepada masyarakat dihimbau dapat  memanfaatkan pekarangan sebagai sumber gizi keluarga.

Dia berharap dengan perubahan pola pikir masyarakat stunting di Kabupaten Enrekang dari tahun ketahun akan semakin berkurang. Dan masyarakat sepenuhnya mendukung program Pemerintah untuk bersama–sama menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat agar Stunting di Enrekang tak ada lagi.

“jika kesadaran masyarakat akan  pentingnya kesehatan sudah menjadi hal yang wajib dilakukan, maka kelak akan lahir generasi yang kuat dan sehat. (McEnrekang.Lubis).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *