TEKAN ANGKA STUNTING DARI HULU, TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING ( TPPS ) KABUPATEN ENREKANG LANGSUNG TURUN LAPANGAN UNTUK MEMBANGUN KOMITMEN BERSAMA


Wakil Bupati Enrekang, ASMAN, SE selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Enrekang bersama Darmiati Siampa, S.Pd, M.Pd, Kadis Pengendaliaan Penduduk dan Keluarga Berencana DisdalduKB), Andi Anhar, S.TP mewakili TP PKK Kabupaten Enrekang turun langsung ke Desa – Desa dan Kecamatan untuk mendorong semua stakeholder terkait dalam mengoptimalkan peran dan fungsinya masing – masing dalam upaya akselerasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Enrekang pada acara Lokarya Mini Monitoring dan Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting sekaligus melauching pencanangan Kampung KB. ASMAN, SE selaku Ketua TPPS Kabupaten Enrekang menyampaikan dihadapan para Camat, polsek, koramil, Kepala KUA Kemenag, kepala puskesmas, kepala Desa, Lurah, TP PKK Kecamatan, TP PKK Desa dan kelurahan, Bidan Desa mengucapkan terima kasih atas segala upaya telah dilakukan dalam rangka penurunkan prevalensi stunting di wilayah masing – masing.
ASMAN, SE menjelaskann gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Komitmen pemerintah untuk percepatan perbaikan gizi diwujudkan dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Yang Mengintegrasikan Koordinasi, Sinergi, dan Sinkronisasi Antara Pemerintah Pada Semua Tingkatan dan Pemangku Kepentingan Secara Holistik, Integratif dan Berkualitas. Meningkatkan akses terhadap makanan bergizi seimbang dan mendorong ketahanan pangan keluarga, dan meningkatkan pemantauan dan evaluasi sebagai dasar untuk memastikan pemberian layanan yang bermutu.
Darmiati Siampa, S.Pd, M.Pd, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Enrekang menjelaskan bahwa pola hidup sehat dapat mencegah terjadinya stunting dan harus disosialisasikan secara massif. Dan menyambahkan bahwa telah dibentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap Desa dan kelurahan untuk dikerahkan menekan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Tim Pendamping Keluarga (TPK) terdiri dari 3 unsur yaitu Bidan Desa, Kader PKK dan Kader KB. TPK yang langsung turun di lapangan dan mengetahui masalah yang ada di lingkup terkecil di tingkat Desa/Kelurahan hingga keluarga. TPK bertugas melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan dan memfasilitasi pemberian bantuan sosial serta melakukan surveilans kepada sasaran keluarga berisiko stunting. Selanjutnya, Darmiati Siampa menyampaikan Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana (BKKBN) telah meluncurkan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil). Elsimil adalah aplikasi yang berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin dalam rangka penanganan stunting. Kabupaten Enrekang menjadi salah satu dari 12 daerah yang dipilih BKKBN untuk uji coba aplikasi Elsimil. strategi pencegahan stunting dari hulu dengan screening edukasi kesehatan reproduksi dan gizi serta pendampingan bagi calon pengantin. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan penurunan stunting adalah memastikan setiap calon pengantin (catin) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan screening yang ditindaklanjuti dengan pendampingan kesiapan menikah dan hamil pada catin.
Andi Anhar, S.TP selaku mewakili Ketua TP PKK Kabupaten Enrekang, menjelaskan TPK perlu didukung dan dikuatkan dalam hal pendampingan keluarga. Mereka sebagai ujung tombak dalam upaya percepatan penurunan stunting perlu diberdayakan dan diberikan support atau motivasi. Dan berpesan bahwa TP PKK Kabupaten Enrekang secara berjenjang kader Kabupaten, Kecamatan dan Desa / kelurahan akan senantiasa mensukseskan program pemerintah melalui 10 Program Pokok PKK dalam menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Enrekang . Kabupaten Enrekang kaya akan pangan lokal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sesuai dengan potensi pangan lokal spesifik wilayah masing – masing untuk memenuhi gizi anak – anak dan ibu hamil khususnya sebagai sumber bahan baku pembuatan MP ASI. Untuk menyukseskan program percepatan penurunan stunting tersebut, Kader PKK terus melakukan sosialisasi dan edukasi pada bina keluarga baduta atau balita (BKB). Selain itu, pemberian makanan pendamping ASI (Mpasi) serta fokus mengedukasi pemantauan tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama kehidupan.