BUPATI ENREKANG MEMIMPIN LANGSUNG RELAWAN BERANGKAT KE PALU

ENREKANG – Pemerintah Kabupaten  Enrekang memberangkatkan 125 relawan menuju Palu, Sulawesi Tengah.

Para relawan yang dipimpin langsung Bupati Enrekang, Muslimin Bando ini selain untuk menyalurkan bantuan, juga untuk membantu penanganan para korban.

Sekda Enrekang, Chaerul Latanro mengatakan, fokus relawan tersebut adalah untuk penanganan korban. Terutama untuk mencari sekitar 8000 warga Enrekang yang berada di lokasi terdampak bencana.

“Hingga kini warga Enrekang ini belum ada kejelasan data, berapa yang selamat dan berapa yang terkena bencana. Ini yang menjadi fokus utama relawan kita nanti,” ujar Chaerul, Selasa (2/10/2018).

Selain untuk mencari data warga Enrekang yang terdampak bencana, relawan ini juga membawa bantuan berupa obat-obatan, pakaian, ribuan ton logistik, dan tim medis.

Bupati Enrekang, Muslimin Bando yang memimpin langsung relawan ini mengatakan, bantuan ini tetap akan disebar di sepanjang jalan di daerah yang terdampak bencana.

“Bantuan ini akan kita sebar kepada siapapun yang kita temui di sana nanti. Mudah-mudahan bantuan kita bisa memberi manfaat kepada para korban. Untuk warga Enrekang yang ada di sana, semoga tetap dalam lindungan Tuhan,” ujar Muslimin.

Relawan Enrekang berangkat Selasa (2/10/2018) dan akan berada di lokasi selama tiga hari.

Perjalanan Bupati dan rombongan Tim Relawan dikawal oleh 8 orang dari Polres Enrekang dan 6 orang dari Kodim. Selain itu
Kapolres Enrekang AKBP Ibrahim Aji akan terus melakukan koordinasi dengan pihak Pengamanan di Donggala dan Palu.

Namun sebelum berangkat menuju bencana, Muslimin Bando dan para relawan diberi vaksin Tetanus Toxoid (TT) di Posko bantuan bencana Pemkab Enrejang di Pendopo Rujab Bupati Enrekang, Kelurahan Juppandang.

Menurut Kepala Puskesmas Kota Enrekang, drg Sri Siswaty Zainal, pemberian vaksin TT bagi para relawan sangat penting dilakukan sebelum memasuki lokasi bencana. Itu dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya infeksi penyakit dan tetanus terhadap para relawan.

Sebab, di lokasi bencana ada banyak mayat yang bergelimpangan dan hewan yang mati, sehingga sangat rawan berkembangnya bakteri yang menyebabkan penyakit.

“Pemberian vaksin TT sangat penting mengingat daerah yang dikunjungi adalah daerah pasca gempa dan tsunami, pasti disana banyak mayat yang bergelimpangan, jadi sangat rawan berkembangnya bakteri jika tidak mendapatkan vaksin para relawan rentan terkena tetanus,” kata Sri.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *